Langsung ke konten utama

Kaos Kaki Kika--Pemenang Lomba Menulis Cernak oleh www.rumahceritaanak.com


alhamdulillah naskah ini termasuk 1 di antara 4 orang pemenang yang mendapat voucher menginap di hotel Royal Safari Garden Bogor :) 
cekidot :v
 
Kaos Kaki Kika

Kika punya banyak sekali koleksi kaos kaki. Jumlahnya ada belasan pasang dan berwarna-warni. Ada yang polos, polkadot, garis-garis seperti zebra, dan totol-totol seperti macan tutul. Kika suka menyesuaikan warna kaos kaki dengan baju yang dipakainya.  Tante dan neneknya juga suka membelikan Kika kaos kaki yang bagus.
Sayangnya, Kika tidak berhati-hati dalam merawat kaos kakinya. Setiap kali pulang sekolah atau bepergian, Kika langsung melepaskan kaos kakinya dan meletakkannya di teras rumah. Terkadang tertinggal di ruang tamu. Sering kalau terburu-buru masuk kamar, Kika lupa menaruhnya di kolong tempat tidur. Mama sering menemukan kaos kaki kotor Kika terselip di sela-sela rak sepatu atau menjadi satu dengan tumpukan buku-buku di meja belajar.
“Kika, jorok sekali,” keluh Mama. Mama menemukan kaos kaki kotor Kika di dalam tas sekolahnya.
“Hehe. Maaf Ma. Kika lupa,” ucap Kika nyengir.
Kaos kaki itu sudah seminggu ada di dalam tas. Warnanya putih kecoklatan karena terkena tanah. Mama membawa kaos kaki itu ke kamar mandi sambil menutup hidungnya.
Kika melongok ke dalam kamar mandi. Mama tengah mengolesi kaos kakinya dengan deterjen cair dan menguceknya berkali-kali. Rupanya, noda tanah susah sekali hilangnya. Mama juga tidak menyikatnya karena bisa membuat kaos kaki cepat rusak dan berbulu. Itu sebabnya mama tidak mencucinya menggunakan mesin cuci.
“Aduh, jadi tidak enak sama Mama,” gumam Kika merasa bersalah.
Sebenarnya sudah berkali-kali Mama mengingatkan, tetapi Kika sering menunda mencucinya, membiarkannya menumpuk, dan akhirnya lupa.
Suatu hari, tibalah musim hujan. Kika sering mengganti kaos kaki karena lembap. Tetapi ia lupa untuk mencucinya. Saat mau berangkat sekolah, kaos kakinya tidak ada satupun yang kering. Semua kaos kakinya masih tergantung di tali jemuran karena basah. Dengan terpaksa, Kika ke sekolah tanpa memakai kaos kaki. Ia berusaha biasa saja, tetapi lama –lama Kika merasa tidak nyaman. Kakinya lecet dan perih. Jari-jarinya kisut karena kedinginan. Ia hampir menangis. Tetapi Kika menyadari bahwa semua ini akibat keteledorannya sendiri.
“Aku tidak mau jadi anak jorok. Aku akan mencuci kaos kakiku sepulang sekolah,” bisiknya dalam hati.
Pesan: adik-adik, jagalah kebersihan, terutama kebersihan diri dan pakaian ya. Kebersihan itu pangkal kesehatan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel 'mengejar-Ngejar Mimpi' Dedi Padiku

Judul Buku       : Mengejar-Ngejar Mimpi Penulis              : Dedi Padiku Penerbit            : Asma Nadia Publishing House Jumlah halaman: 324 halaman Tahun Terbit    : Mei 2014 Jungkir Balik Demi Mimpi             Kisah ini berawal dari impian. Mimpi seorang pemuda lugu bernama Dedi yang sejak kecil ditinggal orangtua. Ia menjadi sopir angkot demi bisa makan dan membiayai sekolah. Ia dipertemukan dengan sahabat-sahabat terbaik dan cinta pertama yang kandas, bersamaan dengan kelulusan sekolah.               Mimpinya untuk menjadi orang sukses tak pernah padam, meski suratan nasib mempermainkannya begitu kejam. Meski begitu, ia harus berjuang. Menjemput mimpi untuk bekerja di Jepang. Lagi-lagi, jalan takdir membelokkan arah hidupnya. Ia harus merasakan kembali menjadi sopir, kuli panggul, dan menantang kerasnya hidup di kota Palu dan Manado. Lantas, ibukota pun didatanginya dengan modal nekat, juga sempat berkhianat. Demi bertahan hidup di Jakarta, pekerjaa

Review Film Keluarga Cemara: Menyadarkan Kita akan Makna Keluarga

Assalamu’alaikum, kawans Alhamdulillah kami dapat kesempatan untuk nonton film yang barusan rilis, yaitu Keluarga Cemara. Film yang tayang serentak di bioskop Indonesia sejak tanggal 3 januari 2019 lalu, menyedot banyak penonton dari banyak kalangan. Orangtua, anak-anak, bahkan remaja. Segala usia lah. Di hari kedua tayang, kami sekeluarga berniat nonton mumpung ada jadwal tayang jam 19.15 di DP Mall. Pikir kami, nonton sudah dalam keadaan lega. Udah shalat isya dan makan malam. Jadilah habis maghrib kami turun gunung dalam keadaan mendung pekat. Hujan udah turun. Saya berdoa agar hujan segera berhenti demi menepati janji sama anak-anak. Alhamdulillah doa saya terkabul. Namun, eng ing eng! Ada tragedi kehabisan bensin di tengah jalan sehingga sampai di bioskop sudah lewat setengah jam. Ternyata jadwal tayang jam 19.15 juga sudah sold out. Akhirnya kepalang tanggung sudah sampai di sini. Kami ambil tiket yang mulai jam 21.35 dan dapat seat baris kedua dari layar. It means

(Resensi) Novel Guru Aini: Tentang Cita-Cita, Keberanian, dan Idealisme

Judul                : Guru Aini Penulis              : Andrea Hirata Penerbit            : Bentang Pustaka Cetakan            : pertama, Februari 2020 Jumlah hal        : 336 halaman ISBN                : 978-602-291-686-4 sumber: www.mizanstore.com             Gadis lulusan terbaik itu bernama Desi. Jelita, jangkung, dan cerdas bukan buatan meski berkemauan kuat dan berkepala batu. Orangtuanya juragan terpandang. Dengan berbagai anugerah itu, Desi bisa menjadi apapun yang dia inginkan. Namun tak dinyana, di usianya yang baru 18 tahun, dia sudah mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Desi ingin mengabdi di pelosok desa sebagai guru matematika sebab negeri ini kekurangan guru matematika. Desi tak sedikitpun tergiur oleh karir-karir menjanjikan di luar sana. Menjadi guru adalah panggilan jiwa.             Sang ayah memberikan hadiah sepasang sepatu olahraga untuk Desi untuk menggapai cita-citanya. Sepatu isti