Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Tahu Petis Yudhistira: Kuliner Kakilima yang Naik Kasta

foto rame2 di outlet Bismillahirrahmanirrahiim...              Hari Rabu sore, tanggal 16 Maret 2016 kemarin, komunitas blogger Gandjel Rel Semarang mendapat undangan istimewa dari Mbak Wieke, owner Tahu Petis Yudhistira. Bertempat di outletnya yang asyik dan cozy, kami berkesempatan sharing dan menggali inspirasi dari mbak Wieke tentang perjalanan usaha kuliner Tahu Petis Yudhistira. siapa mau ikutan lomba selfie hihi                 Bisnis kuliner yang ber-tagline we serve you Semarang’s unique original recipe ini, berdiri sejak tahun 2006 di Jakarta. Sejak tahun 2000, beliau hijrah ke ibukota. Ide bisnis ini berawal dari kegalauan Mbak Wieke akan jam kerja kantornya yang super padat, kemudian beliau memutuskan resign. Saat itu terpikir untuk menjajal kuliner Semarang yaitu tahu petis dengan pangsa pasar orang jawa. Setelah mengembangkan resep dengan uji coba berkali-kali hingga mendapat citarasa yang pas, dibukalah gerobak Tahu Petis Yudhistira di pasar Tebet dengan

Serunya Outbond PG TK IT Sekargading di Tlatar Boyolali

Hari Sabtu, 12 Maret 2016 kemarin adalah hari yang tak terlupakan bagi anak-anak PG TK IT Sekargading. Pasalnya, inilah momen yag ditunggu-tunggu oleh anak-anak--yang mungkin sampai kebawa mimpi—juga para pendamping yang tentunya dapat kesempatan untuk piknik. Hihi.                 Setelah doa bersama, bus Sindoro Satriamas bertolak dari Rusunawa UNNES ke arah barat, lewat Ungaran, lalu tembus jalan tol Semarang-Bawen.                 Di sepanjang perjalanan, anak-anak tak henti-hentinya berceloteh dan menyanyi. Suasana ceria dan ramai.                Persiapan Naik Flying Fox   Kurang lebih dua jam kemudian, bus sampai di daerah Ampel, lalu berbelok ke kiri menuju desa Kebon Bimo. Pemandangan yang asri plus hawa yang sejuk menyambut kami. Kawasan ini benar-benar cocok untuk refreshing bersama keluarga. Fasilitas yang ditawarkan lumayan lengkap lho. Ada kolam kecehan yang tinggi airnya hanya semata kaki orang dewasa sehingga anak-anak bisa menangkap ikan menggun