Langsung ke konten utama

One Day Trip ke Watugajah Park dan Deswita Pesona Garda (Part #1)


Bismillah, apa kabar teman-teman semua? Semoga selalu dalem keadaan sehat ya. 
                     foto: Bu Ika Sari

Saya mau cerita nih tentang pengalaman famtrip bareng teman-teman blogger, vlogger, influencer, dan Genpi (Generasi Pesona Indonesia) kab Semarang serta dinas pariwisata Kab Semarang. Acara seru ini diselenggarakan pada hari Kamis, 22 September 2022.

Kabupaten Semarang kaya akan potensi wisata dengan bentangan alam yang indah. Ada gunung, bukit, danau, air terjun, sungai, pokoknya komplit. Ada 50 destinasi wisata di Kabupaten Semarang dan 74 desa wisata (deswita) di Kab. Semarang. Wah, banyaknyaa. Namun, yang menjadi PR adalah branding dan promosinya kepada khalayak luas. Orang-orang dari luar kota tahu destinasi wisata tersebut terletak di kota Semarang, padahal di kabupaten Semarang. So, melalui tulisan ini semoga teman-teman bisa mendapat informasi yang benar tentang beberapa destinasi wisata di kab. Semarang.

Nah, tujuan wisata pertama kami adalah Watugajah Park. 
Rombongan kami tiba di Watugajah Park sekitar jam 08.40 pagi. Di pintu masuk, perhatian saya tertuju pada payung-payung cantik warna-warni yang estetetik, juga bunga gantung warna-warni yang ditempatkan di lorong. Setelah masuk, kami disambut dengan ramah dan hangat di ruang pertemuan. Bapak Bambang Wuragil selaku owner Watugajah Park (WGP) bercerita tentang perkembangan WGP. WGP yang resmi dibuka tanggal 2 Juni 2018 ini langsung dibanjiri para pengunjung. Pembangunan terus dilakukan hingga saat ini untuk kepuasan dan kenyamanan pengunjung. Bapak Bambang berencana membangun glamping cam dan rumah sehat Watugajah Park. Beliau juga menerima kritik, saran, dan masukan dari para pengunjung, dengan tangan terbuka.
Saat ini ada banyak area yang bisa kita akses. Ada Area Fauna yang terdiri dari kolam terapi, rumah kucing, kolam ikan koi, taman burung, taman unggas, dll. Ada Area Flora yang terdiri dari edukasi anggrek, rumah jamur, dan edukasi hidroponik dan aquaponik. 
Wisata ini juga cocok untuk wisata keluarga karena ada area bermain anak seperti kolam mandi bola, trampolin, water boom, playground, dan masih banyak lagi. Bagi yang suka foto-foto atau bikin konten, banyak spot-spot yang instagramable seperti Menara Eiffel, kincir angin Belanda, Lorong Cinta, Jembatan Orange, Goa Kingkong, Rumah Pohon, Bidak Catur, dll. 
Fasilitas yang ada di WGP antara lain mushola yang luas dan bersih, resto dan café, fasilitas olahraga, ruang pertemuan, ruang informasi, toilet, dan parkir yang luas. 
Watugajah Park buka setiap hari dari pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore. Harga tiket masuk 20k per orang saat weekdays dan 25k per orang saat weekend. Yuk, teman-teman agendakan ke sini yaa.
Watugajah Park
Alamat: Dusun Watugajah RT 1 RW 6 Desa Ngobo, Wringin Putih, Bergas, Kab. Semarang.
Telp : 0821 2529 8676
IG : @watugajahpark
Fb : Watugajah Park

Desa Wisata Pesona Garda Pringapus
Setelah eksplore Watugajah Park, kami keluar dari WGP sekitar pukul 10.00. Lantas kami melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata kedua yaitu Desa Wisata Pesona Garda. Dari Desa Ngobo di Bergas, kami menempuh perjalanan yang aduhai ke Pringapus. Tepatnya di Dusun Dawung, Desa Candirejo, Kec. Pringapus, Kab. Semarang. 
Sebelum berangkat, saya udah kepoin Deswita Pesona Garda di Instagram. Lihat foto-foto di feed dan reels. Wah jadi semangat deh karena bakalan basah-basahan di sungai. Auto membayangkan serunya river tubing dan arung jeram. 
Ternyata, perjalanan dari WGP ke Pesona Garda ditempuh selama satu jam. Jalan berkelok naik turun, semakin bikin penasaran karena berasa nggak nyampe-nyampe. Kami melintasi kebun karet, kebun jati, ladang penduduk, dan harus melintasi jembatan kayu yang merupakan akses satu-satunya menuju lokasi. Deg deg ser banget. Namun, alhamdulillah semua terbayar dengan kesejukan dan keasrian Deswita Pesona Garda.
Kedatangan rombongan kami disambut dengan ramah oleh Bapak Zamroni dan tim. Beliau adalah pengelola Deswita Pesona Garda yang juga pencetus ide berdirinya desa wisata ini. Berawal dari impian untuk menciptakan terobosan baru yang memanfaatkan potensi desa yaitu sungai. Maka tercetuslah ide untuk menciptakan ekonomi produktif dengan memanfaatkan dana desa. Dengan semangat gotong royong, warga bahu-membahu untuk bekerja mewujudkan impian tersebut. Melalui media sosial, pihak pengelola mulai memperkenalkan Pesona Garda. Yang ditonjolkan di medsos adalah semangat warga masyarakat kampung. 
Ternyata, keajaiban sosial media pun bekerja. Baru 50% proses pengerjaan, netizen sudah kepo dengan lokasi ini. Setiap pecan ratusan orang datang. Saat itu belum dikenakan tiket masuk tetapi hanya dipungut biaya parkir. Akhirnya warga berjibaku menyelesaikan pembangunan saat malam hari. Pada tanggal 8 Agustus 2020, deswita Pesona Garda resmi dibuka. Animo pengunjung luar biasa. Inilah the power of viral. Saat HUT RI 17 Agustus 2020, rekor pengunjung mencapai 3800-an orang. 
Membangun desa wisata memang tidak semudah membalik telapak tangan. 

Bapak Zamroni bercerita bahwa tantangan wisata sungai juga mengalami kendala dan ujian. Jembatan rusak dan hanyut, sungai meluap saat hujan deras, dll. Namun, Pesona Garda yang dibangun oleh dana swadaya masyarakat, tetap bersemangat memberikan yang terbaik untuk pengunjung. 
Ketika masuk Pesona Garda, hawa sejuk menyergap. Kami menikmati kudapan gorengan, kacang rebus, dan utri. Ada kopi, es teh, dan es kelapa muda juga. Kami duduk-duduk sejenak di saung-saung bambu sembari menatap view sungai. Suara gemericiknya menenangkan. 
Setelah menikmati kudapan, kami shalat duhur dulu di masjid terdekat, dilanjut bersiap untuk main air. Yey!
Di sungai ini kita bisa main river tubing pakai ban dan rafting pakai perahu karet. Di sini juga menyediakan kasur angin untuk meluncur di atas aliran air. Antimainstream, kan? 
Sebelum turun ke sungai, kami mengenakan pelampung, helm, dan dayung. Ada beberapa orang pemandu yang mengarahkan dan menjaga. Debit air stabil, tidak terlalu deras saat itu, jadi aman. Bagi pengunjung yang ingin mencoba arung jeram, dikenakan biaya 520k all in untuk 4 orang dalam satu boat. Itu sudah termasuk tiket masuk, snack, makan siang, peralatan dan akomodasi, serta pemandu. Jarak tempuh arung jeram sepanjang 5 km. 
Setelah mencoba river tubing dan arung jeram, saya dan beberapa teman perempuan bersih-bersih di kamar mandi. Makan siang pun sudah menanti di meja prasmanan. Hmm, ada nasi hangat, sayur sop, gudangan, ayam goreng, tempe goreng, kerupuk, sambal, lalapan. Wah. Makan siang di saung terasa nikmat. Angin berhembus sepoi-sepoi membuat ngantuk. Jadi betah berlama-lama di sini. 
Setelah cukup mengambil dokumentasi, kami pamit. Kami kembali melewati jembatan kayu yang suaranya bikin dag dig dug ser. Bye, Deswita Pesona Garda. Semoga semakin berdaya dan berjaya. Aamiin. 
Desa Wisata Pesona Garda
Alamat : Dusun Dawung, Desa Candirejo, Kec. Pringapus, Kab. Semarang.
Tlp : 0878 3270 5454
Jam buka : Senin-Kamis buka jam 09.00-17.00
  Weekend buka jam 08.00-17.00
Website : www.pesonagarda.com
Instagram : @pesonagarda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel 'mengejar-Ngejar Mimpi' Dedi Padiku

Judul Buku       : Mengejar-Ngejar Mimpi Penulis              : Dedi Padiku Penerbit            : Asma Nadia Publishing House Jumlah halaman: 324 halaman Tahun Terbit    : Mei 2014 Jungkir Balik Demi Mimpi             Kisah ini berawal dari impian. Mimpi seorang pemuda lugu bernama Dedi yang sejak kecil ditinggal orangtua. Ia menjadi sopir angkot demi bisa makan dan membiayai sekolah. Ia dipertemukan dengan sahabat-sahabat terbaik dan cinta pertama yang kandas, bersamaan dengan kelulusan sekolah.               Mimpinya untuk menjadi orang sukses tak pernah padam, meski suratan nasib mempermainkannya begitu kejam. Meski begitu, ia harus berjuang. Menjemput mimpi untuk bekerja di Jepang. Lagi-lagi, jalan takdir membelokkan arah hidupnya. Ia harus merasakan kembali menjadi sopir, kuli panggul, dan menantang kerasnya hidup di kota Palu dan Manado. Lantas, ibukota pun didatanginya dengan modal nekat, juga sempat berkhianat. Demi bertahan hidup di Jakarta, pekerjaa

Review Film Keluarga Cemara: Menyadarkan Kita akan Makna Keluarga

Assalamu’alaikum, kawans Alhamdulillah kami dapat kesempatan untuk nonton film yang barusan rilis, yaitu Keluarga Cemara. Film yang tayang serentak di bioskop Indonesia sejak tanggal 3 januari 2019 lalu, menyedot banyak penonton dari banyak kalangan. Orangtua, anak-anak, bahkan remaja. Segala usia lah. Di hari kedua tayang, kami sekeluarga berniat nonton mumpung ada jadwal tayang jam 19.15 di DP Mall. Pikir kami, nonton sudah dalam keadaan lega. Udah shalat isya dan makan malam. Jadilah habis maghrib kami turun gunung dalam keadaan mendung pekat. Hujan udah turun. Saya berdoa agar hujan segera berhenti demi menepati janji sama anak-anak. Alhamdulillah doa saya terkabul. Namun, eng ing eng! Ada tragedi kehabisan bensin di tengah jalan sehingga sampai di bioskop sudah lewat setengah jam. Ternyata jadwal tayang jam 19.15 juga sudah sold out. Akhirnya kepalang tanggung sudah sampai di sini. Kami ambil tiket yang mulai jam 21.35 dan dapat seat baris kedua dari layar. It means

(Resensi) Novel Guru Aini: Tentang Cita-Cita, Keberanian, dan Idealisme

Judul                : Guru Aini Penulis              : Andrea Hirata Penerbit            : Bentang Pustaka Cetakan            : pertama, Februari 2020 Jumlah hal        : 336 halaman ISBN                : 978-602-291-686-4 sumber: www.mizanstore.com             Gadis lulusan terbaik itu bernama Desi. Jelita, jangkung, dan cerdas bukan buatan meski berkemauan kuat dan berkepala batu. Orangtuanya juragan terpandang. Dengan berbagai anugerah itu, Desi bisa menjadi apapun yang dia inginkan. Namun tak dinyana, di usianya yang baru 18 tahun, dia sudah mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Desi ingin mengabdi di pelosok desa sebagai guru matematika sebab negeri ini kekurangan guru matematika. Desi tak sedikitpun tergiur oleh karir-karir menjanjikan di luar sana. Menjadi guru adalah panggilan jiwa.             Sang ayah memberikan hadiah sepasang sepatu olahraga untuk Desi untuk menggapai cita-citanya. Sepatu isti