Langsung ke konten utama

Resensi buku Sukses Bisnis Modal Dengkul itupun Dengkul Orang di Tribun Jateng




Judul                     : Sukses Bisnis Modal Dengkul, itu pun Dengkul Orang
Penulis                 : Edi AH Iyubenu
Penerbit              : Diva Press
Cetakan               : Pertama, November 2018
Jumlah halaman: 168
ISBN: 978-602-391-645-0

Rahasia Berbisnis Cerdas dan Berkah

Tak bisa ditampik bahwa setiap manusia ingin menjadi kaya secara materi. Dengan kekayaan, segala keinginan mudah dicapai. Namun, sebagian besar orang yang ingin menjadi kaya itu, tidak tahu cara memulainya. Belum-belum merasa gamang, ragu, dan pada akhirnya takut. Alasan klasik yang jamak dikambinghitamkan adalah perkara modal.
“Lihat, yes, sampai di bagian ini, tampak jelas bahwa perkara modal yang selalu menjadi hantu bagi setiap sampeyan yang akan mengeksekusi sebuah gagasan bisnis yang telah dipikir matang-matang dan mendalam, bukanlah halangan bagi terwujudnya ia.” (hal. 44)
Dalam memulai sebuah usaha, modal berupa materi (uang) memang penting. Namun, ada yang lebih penting dari itu yaitu niat baik, siap mental, dan konsep yang matang. Ikhtiar langit pun diupayakan sungguh-sungguh, hingga jalan-jalan itu mulai terbuka satu per satu. Semesta mendukung impian para pemberani. Penulis membahasakan dengan istilah unik ‘dengkul orang’. ‘Dengkul’ itu berupa kepercayaan serta bantuan berupa tenaga, dana, pikiran, dan waktu orang lain yang tercurah untuk bisnisnya. Penulis membeberkan dengan gamblang syarat dan ketentuan yang berlaku agar ‘dengkul orang’ itu berdatangan.
“Ingat baik-baik fatwa ini. Ini tak ada dalam ijtima’ mana pun: Dengkul bersatu tak bisa dikalahkan. Dan persatuan para dengkul hanya mungkin terjadi dalam keamanahan.” (Hal. 89)
Buku yang ditulis dalam tempo hanya 9 hari ini merupakan kisah nyata perjalanan bisnis penulis. Buku panduan, motivasi, sekaligus inspirasi ini asyik dinikmati oleh segala kalangan. Dituturkan dengan bahasa gaul, slenge’an, bercampur logat khas jawa namun isinya tetap bernas dan penuh gizi. Buku paket lengkap yang mengandung satire, quotes inspiratif, sekaligus renungan. Membuka mata dan hati bahwa bisnis tak melulu perkara profit saja, tetapi ia menempa diri menjadi manusia sejati.

* dimuat di Tribun Jateng edisi Minggu, 25 November 2018
 
Peresensi:
Arinda Sari (penikmat buku, penulis buku, alumnus Universitas Negeri Semarang)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel 'mengejar-Ngejar Mimpi' Dedi Padiku

Judul Buku       : Mengejar-Ngejar Mimpi Penulis              : Dedi Padiku Penerbit            : Asma Nadia Publishing House Jumlah halaman: 324 halaman Tahun Terbit    : Mei 2014 Jungkir Balik Demi Mimpi             Kisah ini berawal dari impian. Mimpi seorang pemuda lugu bernama Dedi yang sejak kecil ditinggal orangtua. Ia menjadi sopir angkot demi bisa makan dan membiayai sekolah. Ia dipertemukan dengan sahabat-sahabat terbaik dan cinta pertama yang kandas, bersamaan dengan kelulusan sekolah.               Mimpinya untuk menjadi orang sukses tak pernah padam, meski suratan nasib mempermainkannya begitu kejam. Meski begitu, ia harus berjuang. Menjemput mimpi untuk bekerja di Jepang. Lagi-lagi, jalan takdir membelokkan arah hidupnya. Ia harus merasakan kembali menjadi sopir, kuli panggul, dan menantang kerasnya hidup di kota Palu dan Manado. Lantas, ibukota pun didatanginya dengan modal nekat, juga sempat berkhianat. Demi bertahan hidup di Jakarta, pekerjaa

(Resensi) Novel Guru Aini: Tentang Cita-Cita, Keberanian, dan Idealisme

Judul                : Guru Aini Penulis              : Andrea Hirata Penerbit            : Bentang Pustaka Cetakan            : pertama, Februari 2020 Jumlah hal        : 336 halaman ISBN                : 978-602-291-686-4 sumber: www.mizanstore.com             Gadis lulusan terbaik itu bernama Desi. Jelita, jangkung, dan cerdas bukan buatan meski berkemauan kuat dan berkepala batu. Orangtuanya juragan terpandang. Dengan berbagai anugerah itu, Desi bisa menjadi apapun yang dia inginkan. Namun tak dinyana, di usianya yang baru 18 tahun, dia sudah mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Desi ingin mengabdi di pelosok desa sebagai guru matematika sebab negeri ini kekurangan guru matematika. Desi tak sedikitpun tergiur oleh karir-karir menjanjikan di luar sana. Menjadi guru adalah panggilan jiwa.             Sang ayah memberikan hadiah sepasang sepatu olahraga untuk Desi untuk menggapai cita-citanya. Sepatu isti

Puisi-Puisi Arinda Shafa

Puisi-Puisi Arinda Shafa Puisi Perpisahan dari siswa untuk guru Janjiku Pada Bunda Guru Tiga tahun lalu, aku terpaku Termangu-mangu Terperangkap di kelas asing, teman-teman baru, Dan ruang gedung yang bisu Melongok-longok dengan beribu ingin tahu Pada sosok guru berkemeja dua saku Oh! Langkahmu tegap tanggalkan ragu Senyummu cerah, rekah, merona-rona Serupa rumpun-rumpun tetaman bunga Beruntai-untai ilmu menyeruak ke segala penjuru Peradaban tegak di pundak punggungmu Kami berkelana,tersesat di tempat-tempat jauh Imajinasi, inspirasi, buncah bergemuruh Keseriusan, ditingkah canda nan gaduh Namun, waktu meniup bulir-bulir kenangan Serupa kuncup-kuncup benangsari dihembus angin siang hari Dedaun luruh, hempas menyedihkan di atas lapangan upacara Di sana, ribuan kisah terangkai tercipta Seelok kilau mutiara raja brana Wahai guruku, sang penggubah peradaban Kan kutampatkan kata-katamu di atas nampan pualam Teguh janjilah sudah, b