Assalamu’alaikum GRes,
Ceritanya nih kemarin
kami sekeluarga mudik ke kampung halaman. Mana lagi kalau bukan Mbahrowo alias
Ambarawa. Hihi berasa lebaran aja, mudik. Padahal cuma 1 jam perjalanan dari
rumah yang ada di Semarang.
Betewe, yang saya
suka kangen pengen mudik (selain ketemu keluarga tentunya), juga kangen sama
masakan ibuk dan kuliner khas yang ada di sana. *lupakan diet. Jadi ingat, slogan pas mahasiswi dulu. Kalau habis
pulang kampung agak lama, biasanya BB naik, pipi jadi tembem. It means
perbaikan gizi. Hihihi.
Apa aja sih makanan khas
ngangenin yang biasa ditemukan di sana?
1. Cethil
Siapa yang nggak tahu
cethil? Dari namanya, it sounds kurang keren gitu ya, tapi kudapan yang masuk
dalam kategori jajan pasar ini asli, enak banget (menurut saya). Teksturnya lembut,
kenyal di mulut, dan rasanya hambar. Oleh karena itu biasanya si cethil ini
ditemani sama ketan hitam, gemblong, kelapa parut, dan taburan gula pasir. Biasanya dibungkus pakai daun pisang. Enakk pisan
euy. Kudapan murmer ini bisa dibeli di pasar tradisional di Pasarnya Wong
Mbahrowo, Pasar Projo. Hehe.
2. Japit
Jangan bayangkan
bentuk makanan ini kayak sandal jepit atau alat pencapit lainnya. Hihi mendadak
ingat jepit kepiting. Japit bentuknya bundar gepeng. Ada macam-macam pola yang
tercetak di atasnya. Rasanya gurih agak manis. Apalagi yang sedikit gosong gitu
lebih crunchy. Hehe. Klethikan zaman baheula ini sudah mulai langka setahu
saya. Di daerahmu ada nggak, GRes?
3. Arem-arem
Kayaknya semua orang
udah familiar ya dengan snack berat satu ini. Biasanya di suatu acara seminar
atau piknik, kudapan enak ini jadi pilihan karena mengandung karbo yang bikin
kenyang. Ada juga yang menyebut sodaranya lemper ini dengan sebutan lontong
isi. Isinya biasanya orek tahu tempe atau ayam. Ah, arem-arem memang marem! Kalau
kepedasan bikin mata melek merem. Hihi.
4. Galunggung
Nama galunggung
kayaknya terdengar aneh ya untuk nama makanan. Apalagi setelah liat penampakan
kuenya. Hehe. Snack tradisional ini berbentuk bulat kecoklatan, dibuat dari
tepung, dalemnya berisi coklat. Nah, mirip banget sama roti goreng. Ini snack
favorit anak-anak, biasanya. Favorit juga buat para emak karena simple bikinnya.
*meski saya belum pernah bikin juga sih. wkkw
5. Soto
Pekalongan punya
tauto. Makassar punya coto. Padang , Kudus, dan daerah-daerah di Indonesia pun
punya soto yang khas sesuai daerah masing-masing. Yang membedakan biasanya
kuah, bumbu, dan teman makannya. Ada yang pakai kuah santan, ada yang bening. Ada
yang bumbunya kuning, rempahnya terasa banget, ada yang nggak. isinya ada yang
pakai mie, ada yang plus telur rebus, irisan tomat, dan koya gurih. Ada yang
ditemani kerupuk, keripik tempe, juga emping, perkedel, dan sate kerang. Yang mana
kesukaan Anda? Semua layak dicoba, GRes.
6. Nasi Goreng
Nah ini kuliner favorit
suami saya. Dimanapun makannya, kalau ada menu nasgor, selalu jadi pilihan doi.
Padahal ya, cuma nasi dikasih bumbu, trus digoreng. Paling dikasih varian
seperti telur, babat, ayam, seafood, hingga pete. Anehnya, kalau bikin sendiri,
kok gak bisa seenak kalau beli ya? Hiks. Ada yang tahu kenapa? Apakah ada bumbu
rahasianya ya?
Oh ya, saya sempat
googling dan nemu web kooliner.com. Konon katanya, nasi goreng sudah ada di
Tionghoa sejak 4000 SM lho. Dengan konsep ‘memanfaatkan nasi kemarin’ agar
tidak terbuang. Orang Tionghoa pun nggak suka makan makanan dingin, jadi dengan
kreativitas mereka, terciptalah nasi goreng hingga nge-hits sampai sekarang. Entah
sejak kapan nasi goreng diadopsi oleh orang Indonesia yang bumbunya sesuai
dengan citarasa lidah Indonesia. But, yang jelas kita nggak serta merta
mengklaim kalau nasgor itu kuliner asli nusantara ya.
7. Sate
Apa yang terlintas di
pikiran ketika ada orang menyebut kata ‘sate?’ . Kebayang cak penjual sate
Madura-nya ya. hihi. Pastilah kebayang daging yang ditusuk lidi/bambu, dibakar
dengan bumbu tertentu, asep dan sedapnya sampai tercium dari jarak sepuluh
meter, lalu setelah daging mateng, disiram kuah sambel kacang ditemani irisan
lontong. Itu sate yang biasa saya temui di Semarang. Saat saya ke Blora, sambel
kacangnya teksturnya halus seperti diblender. Sate Padang lebih unik lagi. Sambelnya
warna kuning, agak kental gitu. Bagi yang belum terbiasa, kadang merasa eneg.
Menu sate bisa
ditemui di mana-mana sebab kuliner ini termasuk populer. Mulai dari pedagang
kakilima, hingga resto bintang lima menyajikan sate dengan berbagai varian rasa.
Indonesia benar-benar keren dah.
Nah, GRes, siapa yang suka wisata kuliner plus potografi mania? Saran saya,
pakai deh ASUS ZenFone Pixel Master Camera buat
jepret-jepret. Fiturnya lengkap. Bisa memotret objek utama yang lebih tajam serta objek di
belakang yang lebih buram (blur). Dijamin hasilnya nggak mengecewakan.
Dann… sedikit
tips yang mau kulineran nih, khususon buat kaum hawa. First, lupakan program
diet dan berat badan. Its time to memanjakan lidah. Second, pilih tempat makan
yang halal, bersih, dan nyaman ya. Third, kalau bisa cari angle yang tepat ya
buat foto-foto makanan kalau perlu bawa property/pernik-pernik agar foto
jepretan kita makin cantik. Jangan lupa, difoto dulu, baru disantap. *tips
standar versi emak kurang piknik :D
Sekian ya
GRes, semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum
wr wb
Artikel ini diikutsertakan pada
Blogging Competition Jepret Kuliner Nusantara dengan Smartphone yang
diselenggarakan oleh Gandjel Rel
Komentar
laper kih, belum makan siang anak kost
bingung meh mam nengdi, wes tau dijajal kabeh wwkkwkw
Biasanya dikasi taburan gula halus jg ya mbakš