Langsung ke konten utama

Inspirasi Biyorcake Irin Febriani: Dari Hobi Berbuah Rezeki


            http://www.ceritadandelion.com/2016/11/giveaway-ukm-sebagai-roda-penggerak.html

Saya mengenal bu Irin Febriani sejak tahun 2013, tepatnya saat keluarga kecil saya pindah kontrakan. Tak hanya sebagai tetangga, kami juga tergabung dalam satu komunitas kajian ibu-ibu di kompleks perumahan. Sebagai seorang penulis amatir merangkap pengamat sekitar (halah! Profesi apa ini ya?), saya begitu salut dengan skill memasak mereka hingga berani terjun dalam bisnis makanan. Ada ibu dengan ‘spesialis’ masakan jawa. Ada juga yang spesialis kudapan, gorengan, kue-kue tradisional, frozen food, hingga cake dan pudding. So, kalau ada acara semisal arisan, nggak perlu bingung mau pesan dimana. Tinggal kontak tetangga dan free delivery. Hihi.
siapa tak ngiler lihat penampakan cake ini?

Salah satu dari beberapa usaha rumahan itu adalah usaha cake dan pudding milik bu Irin Febriani, atau biasa dipanggil Bu Irin. Sejak SMA, sudah tumbuh kegandrungannya pada dunia masak dan kuliner, namun terkendala modal dan alat. Memang sih, untuk membuat makanan yang yummy di lidah dan berkualitas, membutuhkan modal tidak sedikit. Selain itu pihak orangtua juga kurang mendukung sehingga potensinya tetap jalan di tempat. Hiks.
cake buah... segernyaa

Semasa kuliah dan masuk dunia kerja, kecintaan itu kembali dijajalnya dengan berjualan snack made in sendiri. Sempat laris dan banyak peminatnya namun lagi-lagi ada saja kendalanya. Memang menjalankan sebuah bisnis—sekecil apapun—membutuhkan konsistensi, konsentrasi, dan tenaga fullpower.
rainbow cake ultah edisi kuda poni

Setelah menikah tahun 2011, skill dan insting bisnis itu kembali terasah dan menemukan jalannya. Adanya dukungan full dari suami, membuatnya kembali bersemangat untuk mengembangkan passionnya di bidang makanan spesialis cake dan pudding. Dengan mengusung brand ‘Biyorcake’ berlogo dua balita lucu yang sedang berkecimpung di dapur—terinspirasi oleh nama kedua buah hatinya, Bianca dan Noura—ia berharap usahanya kelak bisa bermanfaat untuk keluarga dan khalayak. Aamiin.
brand biyorcakepuding

Perempuan berusia 30 tahun ini pernah mengikuti kursus membuat cake selama 2 jam saja lho. Selebihnya ia rajin berlatih secara otodidak. Trial n error. Tak jarang pernah mengalami kegagalan seperti kue bantat, gosong, garnish yang kurang cantik, rasa yang kurang sip, dan sebagainya, tetapi ia sadar bahwa kegagalan selalu mengiringi proses belajar. Mustahil ada orang yang sekali mencoba, langsung mahir. Justru dari kegagalan itu ada pelajaran berharga. Practice makes perfect, bukan?
siang yang panas, enaknya menyantap puding ceri ini...

Seiring berjalannya waktu, banyak cerita yang dituturkan oleh istri pak Ariyanto ini terkait suka dukanya berbisnis makanan. Adalah kepuasan tersendiri bila suami dan anak-anaknya, juga pelanggannya memberi testimoni puas, senang, dan cocok dengan hasil karyanya. Rasa lelah seharian berkutat dengan tepung, telur, adonan, mixer, loyang, dan oven, seakan terbayarkan dengan tunai. Sebaliknya, kalau pelanggan kurang puas dengan cake buatannya, rasanya ada yang kurang. Ada yang mengganjal di hati. Namun, ia bertekad akan berusaha memberikan servis terbaik.
eh ada ikan ikan koi nempel di puding... so cute

Kendala lain kala memilih bisnis cake, adalah bahan baku yang tak semuanya available di lingkungan tempat tinggalnya. Tak jarang, ia harus nitip sama suami untuk dibelikan sepulang kerja. Itupun tak selalu didapatkan.  Sedang sebagai seorang ibu dengan dua balita yang masih kecil, ia tak bisa langsung capcus pergi jauh ke toko bahan kue terlengkap dengan meninggalkan anak-anak di rumah. Merupakan sebuah tantangan juga mengingat anak-anak masih membutuhkan perhatian lebih dari bundanya. Seringkali saat sibuk membuat kue, anak-anak menginterupsi dengan rengekan, pertengkaran, dan tangisan sebagai bentuk meminta perhatian. Kalau sudah begini, fyuhh… bunda harus mengalah sebentar deh. Alhamdulillah saat ini sudah ada ART yang membantu jika sedang banjir pesanan. Satu lagi yang menjadi kendala adalah pengiriman jarak jauh. Bisa jadi cake rusak di sepanjang perjalanan, ongkos kirim yang relatif mahal, dan tidak bisa dipastikan kapan pesanan sampai ke tangan pemesan. Jadi, sementara ia melayani pelanggan yang jarak tempuh rumahnya terjangkau.
blackforest ini juga tak kalah yummy lho

Dalam memasarkan produknya, bu Irin menggunakan cara yang cukup efektif yaitu word of mouth: berita dari mulut ke mulut. Ia pun menggunakan sosial media seperti BBM, Whatsup, instagram untuk menyebarluaskan info tentang produknya. Pesanan pun berdatangan lewat sosmed mengingat zaman sekarang orang sudah familiar dengan gadget dan teknologi. Ia pun meluaskan pemasaran dengan memberi materi pelatihan membuat cake/pudding bagi ibu-ibu kompleks, komite sekolah, dan aktif dalam lomba-lomba.

Oh ya, setelah sukses dengan brand ‘biyorcakepudding’, kini ia merambah ‘dagangan’ baru yaitu pizza dan cireng Mak Irin dengan membuka sistem reseller. Terkait dengan menjamurnya bisnis frozen food, ia tak khawatir selama kita terus berinovasi dan tetap menjaga kualitas rasa, juga mengutamakan kepuasan pelanggan. Bukankah soal rezeki sudah diatur sebaik-baiknya oleh-Nya? Sip dehh!

pizza homemade, rasa ala PH hihi
Impian sederhananya untuk saat ini adalah semoga banyak orang mengenal produknya, pelanggan semakin bertambah, sehingga dapat memperkerjakan karyawan untuk membantu perekonomian keluarga. Untuk beberapa tahun ke depan, semoga ada rezeki dan kesempatan untuk membuka toko cake n bakery. Kita doakan sama-sama ya semoga semakin maju dan berkah. Aamiin.
ini nih alat tempur bikin cake

Last but not least, Mak Irin eh Bu Irin memberikan tips bisnis bagi pemula yaitu buatlah kue/makanan kesukaan kita dan keluarga dulu. Kalau keluarga sudah senang, pasti lebih bersemangat dalam membuatnya. Step by step dulu. Kedepannya bisa ditambah dengan variasi dan inovasi yang menarik. Semua by process. Tidak bisa instan kan?
bu irin's family

Bagi yang berminat , nanya-nanya, or mau pesan, silakan kepoin akun-akun sosmed di bawah ini ya. Hihi
BBM                      : Irin Febriani/5F8A78EA
Whatsup/sms    : 085865136046
Instagram            : @biyorcakepuding
Facebook            : Irin Febriani
Twitter                 :@irinfebriani
Alamat                  : Perum Griya Sekargading blok K.16 Kalisegoro, Gunungpati, Semarang


Tulisan ini diikutkan dalam giveaway UKM Sebagai Roda Penggerak Perekonomian Rakyat yang di adakan Agustina D.J


Komentar

Relita Aprisa mengatakan…
Cake dan puding nya bikin mupeng mb arinda..kesukaan keluarga ni menu
Wahyu Widyaningrum mengatakan…
Kreatif banget ya Mbak. Salut deh buat ibu2 yg seperti ini. Foto2nya pingin :)
Sukses GAna ya :)
Agustina Dwi Jayanti mengatakan…
Terimakasih atas partisipasinya, good luck :*

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel 'mengejar-Ngejar Mimpi' Dedi Padiku

Judul Buku       : Mengejar-Ngejar Mimpi Penulis              : Dedi Padiku Penerbit            : Asma Nadia Publishing House Jumlah halaman: 324 halaman Tahun Terbit    : Mei 2014 Jungkir Balik Demi Mimpi             Kisah ini berawal dari impian. Mimpi seorang pemuda lugu bernama Dedi yang sejak kecil ditinggal orangtua. Ia menjadi sopir angkot demi bisa makan dan membiayai sekolah. Ia dipertemukan dengan sahabat-sahabat terbaik dan cinta pertama yang kandas, bersamaan dengan kelulusan sekolah.               Mimpinya untuk menjadi orang sukses tak pernah padam, meski suratan nasib mempermainkannya begitu kejam. Meski begitu, ia harus berjuang. Menjemput mimpi untuk bekerja di Jepang. Lagi-lagi, jalan takdir membelokkan arah hidupnya. Ia harus merasakan kembali menjadi sopir, kuli panggul, dan menantang kerasnya hidup di kota Palu dan Manado. Lantas, ibukota pun didatanginya dengan modal nekat, juga sempat berkhianat. Demi bertahan hidup di Jakarta, pekerjaa

(Resensi) Novel Guru Aini: Tentang Cita-Cita, Keberanian, dan Idealisme

Judul                : Guru Aini Penulis              : Andrea Hirata Penerbit            : Bentang Pustaka Cetakan            : pertama, Februari 2020 Jumlah hal        : 336 halaman ISBN                : 978-602-291-686-4 sumber: www.mizanstore.com             Gadis lulusan terbaik itu bernama Desi. Jelita, jangkung, dan cerdas bukan buatan meski berkemauan kuat dan berkepala batu. Orangtuanya juragan terpandang. Dengan berbagai anugerah itu, Desi bisa menjadi apapun yang dia inginkan. Namun tak dinyana, di usianya yang baru 18 tahun, dia sudah mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Desi ingin mengabdi di pelosok desa sebagai guru matematika sebab negeri ini kekurangan guru matematika. Desi tak sedikitpun tergiur oleh karir-karir menjanjikan di luar sana. Menjadi guru adalah panggilan jiwa.             Sang ayah memberikan hadiah sepasang sepatu olahraga untuk Desi untuk menggapai cita-citanya. Sepatu isti

Review Film Keluarga Cemara: Menyadarkan Kita akan Makna Keluarga

Assalamu’alaikum, kawans Alhamdulillah kami dapat kesempatan untuk nonton film yang barusan rilis, yaitu Keluarga Cemara. Film yang tayang serentak di bioskop Indonesia sejak tanggal 3 januari 2019 lalu, menyedot banyak penonton dari banyak kalangan. Orangtua, anak-anak, bahkan remaja. Segala usia lah. Di hari kedua tayang, kami sekeluarga berniat nonton mumpung ada jadwal tayang jam 19.15 di DP Mall. Pikir kami, nonton sudah dalam keadaan lega. Udah shalat isya dan makan malam. Jadilah habis maghrib kami turun gunung dalam keadaan mendung pekat. Hujan udah turun. Saya berdoa agar hujan segera berhenti demi menepati janji sama anak-anak. Alhamdulillah doa saya terkabul. Namun, eng ing eng! Ada tragedi kehabisan bensin di tengah jalan sehingga sampai di bioskop sudah lewat setengah jam. Ternyata jadwal tayang jam 19.15 juga sudah sold out. Akhirnya kepalang tanggung sudah sampai di sini. Kami ambil tiket yang mulai jam 21.35 dan dapat seat baris kedua dari layar. It means