Langsung ke konten utama

Resensi Buku '12 Cerita Kebiasaan Baik Anak Muslim' dimuat di Kedaulatan Rakyat


 
Judul                : Cerita Kebiasaan Baik Anak Muslim
Penulis             : Wahyu Widyaningrum
Penerbit          : Elex Kidz
Tebal               : 107 halaman
Cetakan           : Pertama, Oktober 2018
ISBN                 : 978-602-04-8333-7

 Mengenalkan Nilai-Nilai Kebaikan pada Anak
          
  Setiap orangtua memiliki keinginan agar putra-putrinya tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan berkarakter. Karakter baik itu lahir dari serangkaian proses panjang yang disebut pembiasaan. Kebiasaan melalui interaksi dan pengalaman yang terjadi setiap hari, akan membentuk pola. Dalam hal ini, pembiasaan tak lepas dari the power of repetition atau pengulangan yang berkesinambungan. Tidak ada yang instan atau sim salabim lalu terlihat hasilnya. Sebagai orangtua, bimbingan terbaik adalah keteladanan. Selain itu bisa mengenalkan nilai-nilai kebaikan lewat buku.
            Di dalam buku ini terdapat 12 cerita pendek yang terilhami dari peristiwa yang biasa dialami anak-anak. Ada Rio yang kesal karena ibunya menetapkan banyak aturan. Dari mencuci tangan pakai sabun sebelum makan, mengingatkan untuk berdoa sebelum makan, makan tidak boleh sambil berdiri, dan sebagainya. Rio merasa tidak bebas jika ibunya berada di rumah. Namun, ketika hari itu ibunya pergi, Rio gembira karena terlepas dari aturan-aturan ibu. Ternyata, tanpa ibu beberapa jam saja, keadaan menjadi kacau. Rio menyadari bahwa aturan-aturan itu dibuat untuk kebaikan dirinya. Sama sekali tidak untuk mengekangnya.
            Selain itu, ada kisah tentang Evan yang tidak sengaja mematahkan piala kakaknya. Meskipun sudah berhasil diperbaiki, tetap saja hati Evan gelisah. Takut ketahuan dan takut kena marah, sementara dia ingin sekali berkata jujur. Setelah menunggu waktu yang tepat, kejujuran itu disampaikan kepada kakaknya. Kakaknya memaafkan sehingga hati Evan terasa lega.
Masih ada kisah Hero yang ringan tangan membantu pekerjaan orangtuanya; kisah Rinda yang takut gelap dan kesendirian; kisah Agus yang dituduh Doni mencuri jam tangan indahnya; dan masih banyak kisah seru yang sayang untuk dilewatkan.
Buku ini dituturkan dengan bahasa sederhana dan mudah dipahami anak. Cerita di dalamnya asyik, seru, dan membuat penasaran. Di akhir cerita, terselip pesan penting dan ayat al Qur’an sebagai rujukan. Selain itu, ilustrasi yang menarik membuat anak-anak semakin bersemangat membaca. Buku ini memudahkan orangtua dan guru dalam mengajarkan pada anak tentang kebiasaan baik seperti kejujuran, taat pada aturan, kemandirian, tanggung jawab, keberanian, dan mencintai lingkungan dalam bingkai cerita menarik yang tidak menggurui.

Peresensi: Arinda Sari
dimuat di Kedaulatan rakyat edisi Minggu, 13 Januari 2019






Komentar

Wahyu Widyaningrum mengatakan…
Makasih banget Mbak Rinda. Salut dengan tulisan2sannya juga. Ada aja yang ditulis ya. Aku kadang mood2tan uhukss... Trims sekali lagi ya Mbak, bukuku jadi muncul di koran nih :)

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel 'mengejar-Ngejar Mimpi' Dedi Padiku

Judul Buku       : Mengejar-Ngejar Mimpi Penulis              : Dedi Padiku Penerbit            : Asma Nadia Publishing House Jumlah halaman: 324 halaman Tahun Terbit    : Mei 2014 Jungkir Balik Demi Mimpi             Kisah ini berawal dari impian. Mimpi seorang pemuda lugu bernama Dedi yang sejak kecil ditinggal orangtua. Ia menjadi sopir angkot demi bisa makan dan membiayai sekolah. Ia dipertemukan dengan sahabat-sahabat terbaik dan cinta pertama yang kandas, bersamaan dengan kelulusan sekolah.               Mimpinya untuk menjadi orang sukses tak pernah padam, meski suratan nasib mempermainkannya begitu kejam. Meski begitu, ia harus berjuang. Menjemput mimpi untuk bekerja di Jepang. Lagi-lagi, jalan takdir membelokkan arah hidupnya. Ia harus merasakan kembali menjadi sopir, kuli panggul, dan menantang kerasnya hidup di kota Palu dan Manado. Lantas, ibukota pun didatanginya dengan modal nekat, juga sempat berkhianat. Demi bertahan hidup di Jakarta, pekerjaa

Review Film Keluarga Cemara: Menyadarkan Kita akan Makna Keluarga

Assalamu’alaikum, kawans Alhamdulillah kami dapat kesempatan untuk nonton film yang barusan rilis, yaitu Keluarga Cemara. Film yang tayang serentak di bioskop Indonesia sejak tanggal 3 januari 2019 lalu, menyedot banyak penonton dari banyak kalangan. Orangtua, anak-anak, bahkan remaja. Segala usia lah. Di hari kedua tayang, kami sekeluarga berniat nonton mumpung ada jadwal tayang jam 19.15 di DP Mall. Pikir kami, nonton sudah dalam keadaan lega. Udah shalat isya dan makan malam. Jadilah habis maghrib kami turun gunung dalam keadaan mendung pekat. Hujan udah turun. Saya berdoa agar hujan segera berhenti demi menepati janji sama anak-anak. Alhamdulillah doa saya terkabul. Namun, eng ing eng! Ada tragedi kehabisan bensin di tengah jalan sehingga sampai di bioskop sudah lewat setengah jam. Ternyata jadwal tayang jam 19.15 juga sudah sold out. Akhirnya kepalang tanggung sudah sampai di sini. Kami ambil tiket yang mulai jam 21.35 dan dapat seat baris kedua dari layar. It means

(Resensi) Novel Guru Aini: Tentang Cita-Cita, Keberanian, dan Idealisme

Judul                : Guru Aini Penulis              : Andrea Hirata Penerbit            : Bentang Pustaka Cetakan            : pertama, Februari 2020 Jumlah hal        : 336 halaman ISBN                : 978-602-291-686-4 sumber: www.mizanstore.com             Gadis lulusan terbaik itu bernama Desi. Jelita, jangkung, dan cerdas bukan buatan meski berkemauan kuat dan berkepala batu. Orangtuanya juragan terpandang. Dengan berbagai anugerah itu, Desi bisa menjadi apapun yang dia inginkan. Namun tak dinyana, di usianya yang baru 18 tahun, dia sudah mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Desi ingin mengabdi di pelosok desa sebagai guru matematika sebab negeri ini kekurangan guru matematika. Desi tak sedikitpun tergiur oleh karir-karir menjanjikan di luar sana. Menjadi guru adalah panggilan jiwa.             Sang ayah memberikan hadiah sepasang sepatu olahraga untuk Desi untuk menggapai cita-citanya. Sepatu isti