Langsung ke konten utama

Review Novel ‘Janji Pelangi’ karya Fahrul Khakim


Apa jadinya jika hidup terus dihantui oleh masa lalu?

Itulah yang dialami oleh Terry. Agoraphobia telah membuat hari-harinya muram. Terkungkung dalam rumah, trauma jika keluar rumah. Semenjak kehilangan ayah, ibu, dan adiknya dalam sebuah kecelakaan maut, dunia Terry berubah. Pada kanvas, semua duka, ketakutan, dan harapannya dilabuhkan. Melukis, memandang hujan, dan menanti pelangi adalah kebahagiaan Terry.

Lalu, datanglah Sigit dalam kehidupan Terry. Lelaki beralis tebal itu bekerja sebagai sopir di keluarga Terry.  Seperti Terry, Sigit pun memiliki masa lalu yang kelam sebagai anak dari keluarga broken home. Sigit kehilangan sosok ibu dan ayah karena sejak kecil dibesarkan oleh neneknya. Kelembutan,   ketulusan, dan profesionalitas Sigit dalam bekerja mampu mencuri hati Terry. Kebekuan itu mencair hingga dunia Terry lebih mempelangi. Nyatanya Sigit pun diam diam menyimpan rasa lebih kepada majikannya.

Hubungan Terry dan Sigit yang manis berubah setelah seseorang dari masa lalu Terry, muncul. Kazu, tetangga sekaligus sahabat kecil Terry memenuhi janji lamanya untuk pulang setelah belasan tahun tinggal di Jepang. Kazu pun pulang karena ibunya meninggal. Mahasiswa psikologi itu juga hendak menyembuhkan Terry dari trauma melalui serangkaian terapi. Mereka melukis pelangi bersama, mengulang masa kecil mereka yang indah.

Mereka bertiga terjebak dalam kisah cinta segitiga yang rumit. Terry pun menghadapi dilema akan perasaannya sendiri. Hati Kazu sudah tertambat pada seseorang di Negeri Sakura. Sedang Sigit dilanda cemburu yang hebat.

Namun, lambat laun hubungan mereka membaik. Mereka bertiga bersahabat baik meski ahrus menekan ego masing-masing. Semua begitu manis dan membahagiakan hingga Terry berhasil sembuh dari traumanya. Namun demikian, gadis it uterus dihantam dengan ujian bertubi. Sebuah rahasia terbongkar. Begitu menyakitkan dan memilukan bagi Terry. Kenyataan getir yang ahrus dia telan bulat bulat. Terry kehilangan Kazu, Sigit, dan nenek yang teramat disayangi.

Hidup ini adalah tentang orang-orang yang datang dan pergi dalam kehidupan kita. Tentang hujan yang terbitkan pelangi. Meski tak selalu nampak, pelangi adalah optimisme usai diterjang badai kehidupan. Dari novel ini saya belajar arti penting sebuah keluarga,  sahabat, dan orang-orang di sekitar kita. Saya juga belajar arti ketulusan, ketegaran, dan manajemen rasa takut.

Novel ini recommended untuk para novel addict terutama pecinta novel romance. Sisi romantisnya ‘dapet’. Banyak kejutan dalam tiap bab nya. Ada pula sih adegan yang terkesan ‘kebetulan’ . Kurang sreg juga saat ada adegan kissing—sebelum mereka nikah. Hehe ini sih pendapat saya. But, novel ini menarik, easy reading, dan romantis. Apalagi nama tokohnya sama dengan nama suami saya wkkk. *lari kenceng sebelum disorakin

Happy reading!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel 'mengejar-Ngejar Mimpi' Dedi Padiku

Judul Buku       : Mengejar-Ngejar Mimpi Penulis              : Dedi Padiku Penerbit            : Asma Nadia Publishing House Jumlah halaman: 324 halaman Tahun Terbit    : Mei 2014 Jungkir Balik Demi Mimpi             Kisah ini berawal dari impian. Mimpi seorang pemuda lugu bernama Dedi yang sejak kecil ditinggal orangtua. Ia menjadi sopir angkot demi bisa makan dan membiayai sekolah. Ia dipertemukan dengan sahabat-sahabat terbaik dan cinta pertama yang kandas, bersamaan dengan kelulusan sekolah.               Mimpinya untuk menjadi orang sukses tak pernah padam, meski suratan nasib mempermainkannya begitu kejam. Meski begitu, ia harus berjuang. Menjemput mimpi untuk bekerja di Jepang. Lagi-lagi, jalan takdir membelokkan arah hidupnya. Ia harus merasakan kembali menjadi sopir, kuli panggul, dan menantang kerasnya hidup di kota Palu dan Manado. Lantas, ibukota pun didatanginya dengan modal nekat, juga sempat berkhianat. Demi bertahan hidup di Jakarta, pekerjaa

Review Film Keluarga Cemara: Menyadarkan Kita akan Makna Keluarga

Assalamu’alaikum, kawans Alhamdulillah kami dapat kesempatan untuk nonton film yang barusan rilis, yaitu Keluarga Cemara. Film yang tayang serentak di bioskop Indonesia sejak tanggal 3 januari 2019 lalu, menyedot banyak penonton dari banyak kalangan. Orangtua, anak-anak, bahkan remaja. Segala usia lah. Di hari kedua tayang, kami sekeluarga berniat nonton mumpung ada jadwal tayang jam 19.15 di DP Mall. Pikir kami, nonton sudah dalam keadaan lega. Udah shalat isya dan makan malam. Jadilah habis maghrib kami turun gunung dalam keadaan mendung pekat. Hujan udah turun. Saya berdoa agar hujan segera berhenti demi menepati janji sama anak-anak. Alhamdulillah doa saya terkabul. Namun, eng ing eng! Ada tragedi kehabisan bensin di tengah jalan sehingga sampai di bioskop sudah lewat setengah jam. Ternyata jadwal tayang jam 19.15 juga sudah sold out. Akhirnya kepalang tanggung sudah sampai di sini. Kami ambil tiket yang mulai jam 21.35 dan dapat seat baris kedua dari layar. It means

(Resensi) Novel Guru Aini: Tentang Cita-Cita, Keberanian, dan Idealisme

Judul                : Guru Aini Penulis              : Andrea Hirata Penerbit            : Bentang Pustaka Cetakan            : pertama, Februari 2020 Jumlah hal        : 336 halaman ISBN                : 978-602-291-686-4 sumber: www.mizanstore.com             Gadis lulusan terbaik itu bernama Desi. Jelita, jangkung, dan cerdas bukan buatan meski berkemauan kuat dan berkepala batu. Orangtuanya juragan terpandang. Dengan berbagai anugerah itu, Desi bisa menjadi apapun yang dia inginkan. Namun tak dinyana, di usianya yang baru 18 tahun, dia sudah mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Desi ingin mengabdi di pelosok desa sebagai guru matematika sebab negeri ini kekurangan guru matematika. Desi tak sedikitpun tergiur oleh karir-karir menjanjikan di luar sana. Menjadi guru adalah panggilan jiwa.             Sang ayah memberikan hadiah sepasang sepatu olahraga untuk Desi untuk menggapai cita-citanya. Sepatu isti